January 11, 2024

Healthy Friendship

Kita pasti pernah, bahkan sering, mendengar kalimat ini: “Manusia adalah makhluk sosial.” Pada hakikatnya, manusia memang diciptakan untuk membangun hubungan dengan satu sama lain, dimulai dengan keluarga, tetangga, rekan kerja, ataupun dengan teman. Pertemanan sendiri adalah salah satu hubungan krusial yang tidak bisa terhindarkan maupun ditiadakan dalam hidup manusia. Maka, penting bagi setiap kita untuk memiliki dan membangun pertemanan yang sehat.

Pertemanan adalah hubungan erat antara dua pribadi yang memiliki ikatan kasih persaudaraan (Ams. 17:17) diluar ikatan darah. Mereka saling menajamkan (Ams. 27:17), saling berkorban (Yoh. 15:13), saling membangun (1 Tes. 5:11), saling memecut (Ams. 27:6), saling menuntun (Ams. 12:26), saling mengasihi (1 Yoh. 4:7), saling setia (1 Sam. 18:1-3), saling menghargai (Rom. 12:10), saling menolong (Gal. 6:2), saling memaafkan (Kol. 3:13), dan saling percaya (Ams. 11:13). Pertemanan yang baik tidak egois, tetapi selalu mengutamakan temannya terlebih dahulu dengan kasih (Fil. 2:3-4). Tanpa kasih, pertemanan akan cepat berubah menjadi toxic.

Pertemanan yang toxic akan dengan cepat merusak hidup kita. Pertama, toxic friendship merusak kebiasaan kita yang baik (1 Kor. 15:33). Kedua, pertemanan yang loveless akan menimbulkan konflik yang membawa perpecahan dan kehancuran bagi hidup kita (Ams. 13:20; 16:28). Ketiga, pertemanan yang salah menyebabkan masa depan yang gagal (Ams. 22:24-27). Keempat, kesehatan jiwa kita pun terganggu ketika kita terjebak dalam pertemanan yang rusak, dimulai dari stres yang meningkat, merasa terkucilkan, minder, ketakutan, kecemasan yang berlebih, bahkan hancurnya hubungan-hubungan lain yang kita miliki dan menyebabkan kekecewaan dan kehilangan kemampuan untuk mempercayai orang lain (Geller dan Blumberg, 2023). Bahkan, kesehatan fisik kita pun akan terganggu karena pengaruh buruk sampai paksaan mereka supaya kita mengikuti pola hidup mereka (Manes, 2018).

Maka, sangat penting bagi kita untuk betul-betul menjaga pertemanan kita agar tetap sehat, yakni dengan mengasihi satu sama lain dengan tulus, memikirkan kemajuan hidup mereka sebagai yang lebih utama, dan yang terpenting adalah menjadi teman yang baik. Untuk menjadi teman yang baik, ada tiga hal yang perlu dijaga: perkataan, perasaan, dan perbuatan. Pertama, gunakan perkataan untuk saling memuji, menasihati, dan mendukung teman yang sedang dalam kesulitan, bukan saling menjatuhkan atau menghina. Kedua, jaga perasaan agar tidak mudah terpancing kemarahan maupun kekecewaan saat teman kita melakukan kesalahan terhadap kita. Juga ingat untuk memiliki rasa belas kasih dan empati yang tinggi terhadap teman-teman kita. Ketiga, berbuat baiklah kepada semua orang, terutama kepada teman kita. Milikilah inisiatif untuk berbuat baik, bukan menunggu teman kita untuk berbuat baik kepada kita. Ketika kita berhasil menjadi teman yang baik, kita pasti akan melihat teman-teman kita berubah menjadi lebih baik, dan kita mampu menjalani hari-hari dengan sukacita dan damai sejahtera, karena kita tahu bahwa kita memiliki teman-teman yang bisa diandalkan dan dipercaya.

Geller, L., dan P.O. Blumberg. 2023. “15 Signs You’re in a Toxic Friendship, According to Experts”.
Diakses pada 11 Januari, 2024 dari https://www.womenshealthmag.com/relationships/a25939904/signs-of-toxic-friendships/.

Manes, Y. 2018. “5 Ways Toxic Friendships Could Be Hurting Your Health”.
Diakses pada 11 Januari, 2024 dari https://www.businessinsider.com/signs-of-a-bad-friendship-health-2018-5.

Leave A Comment