BUDI SOEHARDI & ROSLIN ORPHANAGE

BUDI SOEHARDI & ROSLIN ORPHANAGE

Tanggal : 09-Januari-2012, oleh: , category : Inspirational People
Picture-16.png

Budi Soehardi adalah seorang pilot Singapore Airlines, berusia 55 tahun, ia menaungi anak-anak yatim-piatu di bawah asuhannya. Berlokasi di Nusa Tenggara Timur, Budi Soehardi bersama istrinya, Peggy, membangun rumah yatim piatu "Roslin Orphanage" bagi anak-anak korban konflik Timor Timur pada tahun 1999 lalu.
Hampir seluruh biaya Panti Asuhan ditanggung Budi Soehardi dari gajinya sebagai pilot. Mereka memiliki hubungan dekat dengan setiap anak di panti asuhannya, dan menganggap mereka semua sebagai bagian dari keluarga mereka sendiri. Pasangan ini memberi nama langsung sebagian besar anak-anak tersebut semenjak mereka memasuki panti-asuhan tersebut sedari bayi - dimana sebagian besar adalah korban dan pengungsi dari konflik Timor Timur. Budi dan Peggy juga membangun swasembada padi sejak tahun 2008 yang hasilnya dapat dibagikan kepada masyarakat sekitar.
Soehardi memiliki tiga anak kandung tetapi ia mengatakan bahwa ia tidak membedakan apapun termasuk perawatan dari anak-anak biologis dengan mereka yang tinggal di panti asuhan. Mereka semua mendapatkan tempat tinggal yang bersih, vaksinasi, makanan, pakaian, dan vitamin-vitamin dari Amerika Serikat.
Budi Soehardi, Gerson Mangi
"Pak Budi sudah seperti ayah saya sendiri," ujar Gerson Mangi, 21 tahun, salah seorang penghuni Panti Asuhan Roslin. Gerson, yang datang ke panti asuhan semenjak ia berusia 12 tahun, tidak memiliki tujuan untuk bersekolah setelah kedua orang-tuanya meninggal. Sekarang, terima kasih kepada pelatihan pendidikan di Roslin dan seorang sponsor, ia sekarang bersekolah kedokteran dan akan menjadi seorang dokter.
Budi Soehardi, yang ayahnya meninggal ketika ia berusia 9 tahun, bisa merasakan kesulitan-kesulitan yang anak-anak muda ini rasakan. "Makanan begitu sulit didapatkan dan uang sekolah saya sangat sulit," ujar Soehardi. "Para pengungsi ini benar-benar memukul saya dan saya menginginkan mereka menjadi lebih baik lagi."
Hati Yang Tergerak
Ini semua berawal dari berita situasi di Timor Timur pada tahun 1999 yang menginspirasi keluarga Soehardi untuk melakukan aksi ini. Soehardi sedang makan malam dan menonton CNN dengan istri dan keluarganya di rumahnya di Singapore. Ketika ia melihat kedatangan para pengungsi dari Timor Timur ke Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Keluarga-keluarga itu tinggal di kardus-kardus, anak-anak menggunakan kain usang sebagai pakaian, dan sanitasi tidak ada. "Itu sangat memedihkan," ujar Soehardi.
Keluarga Soehardi telah merencanakan untuk berlibur, tetapi menonton berita itu membuat mereka berpikir kembali mengenai rencana-rencana mereka. "Saya dan istri saya saling menatap dan kami memiliki pikiran kami masing-masing... "Hey, mari lakukan sesuatu yang lain. Mengapa kita tidak mengunjungi tempat tersebut untuk melakukan liburan yang berbeda," ujar Soehardi.Awalnya hanya ingin melakukan hal yang berbeda untuk liburan kali itu. Sebenarnya setelah ke sana memberikan sumbangan, pakaian dan makanan mereka bisa saja pulang dan berkata "We've done enough in our capacity" Namun Budi sekeluarga akhirnya tergerak untuk membangun rumah yatim piatu bernama Roslin Orphanage. Nama "Roslin Orphanage" diambil dari sepasang yatim piatu pertama yang mereka bantu saat itu.Pada bulan April 2002, panti asuhan dibuka dan menyediakan rumah bagi empat orang anak. Sejak saat itu tempat tinggal telah diperluas untuk menyediakan pendidikan gratis, pakaian, perumahan dan makanan untuk anak-anak dari segala usia, bayi yang baru lahir hingga anak yang sudah mulai sekolah di universitas. Sampai bulan April 2011, mereka telah menampung 70 orang anak dari bayi usia 6 bulan sampai yang tertua, Gerson Mangi, berumur 21 tahun.Aksi Budi Soehardi dengan Panti Asuhan Roslin-nya ini ditangkap oleh CNN dan akhirnya profilnya masuk sebagai finalis dari event tahunan CNN, Real Heroes. Budi Soehardi terpilih dari 9000 kandidat dari 100 negara sebagai salah satu dari sepuluh penerima award dalam acara CNN Heroes 2009 yang diselenggarakan di Kodak Theatre bertepatan dengan hari Thank Giving Amerika bersama dengan finalis-finalis lain dari berbagai Negara yang juga bergiat demi kemanusiaan. Dalam acara tersebut, Budi Soehardi menerima award dari Kate Hudson (Aktris International yang juga aktif di Wild Aid), yang sebelumnya membacakan narasi tentang Budi Soehardi. Dalam kata-kata sambutannya Budi mengatakan, "Heroes sebenarnya adalah istri dan 3 anak saya, mereka mengorbankan liburan mereka selama ini, walau sebenarnya mereka bisa menikmati travel arround the world dengan fasilitas first class yang saya dapatkan dari fasilitas jabatan sebagai pilot. Tapi mereka memilih budget liburan mereka dipakai untuk membantu Roslin Orphanage ". Melalui rumah yatim piatu mereka, Budi Soehardi sekeluarga telah membantu 70 orang orphanage di NTT. Sementara apa yang dilakukan Roslin Orphanage adalah memberi rumah dan sawah untuk anak-anak. Hasil panen sawah digunakan untuk makan dan lebihnya bisa dijual yang kemudian hasilnya dipakai untuk kebutuhan yang lain. Kesuksesan tidak dapat dinilai dari apa yang kita dapat,tetapi dari seberapa banyak yang kita berikan kepada orang lain.
Sumber: cnn.com/Tmy, jawaban.com, & TWCC 2011

Live Chat

Hi,
I'm Ms. Edith. Can i help you?

Start Messenger