Darlene Zschech

Darlene Zschech

Tanggal : 20-September-2011, oleh: Ms. Nani, category : Inspirational People
1f04f67c6ddfa0e358b71a08b8e17913.jpg

Siapa yang tak kenal dengan Darlene Zschech (Hillsong) penyanyi legendaris yang terkenal dengan lagunya "Shout to The Lord". Tidak di sangka-sangka dengan wajah yang masih cantik dan awet muda, umurnya ternyata sudah mencapai 46 tahun! Darlene Zschech lahir 8 September 1965 di Sydney, Australia. Dia adalah Australian Charismatic/Pentecostal Worship Leader dan Singer-Songwriter yang mengkhususkan dirinya untuk menulis lagu-lagu pujian.Darlene Zschech adalah anak dari bintang Australian Television Series berjudul Happy Go 'Round. Darlene mengalami trauma akibat perceraian orang tuanya sewaktu ia masih berumur 13 tahun. Ayah Darlene, Desmond Steinhart, seorang pengikut Kristus yang sudah lahir baru, memperkenalkan Tuhan kepadanya semenjak ia masih kecil dengan rajin membawanya pergi ke gereja setiap hari Minggu. Ia melewati masa kanak-kanak dan masa remajanya di Sekolah Minggu dan di Youth Group gereja. Selain ia mempunyai bakat-bakat kesenian musik lahiriah, ia juga digembleng selama delapan tahun di bidang seni suara, dan sembilan tahun di bidang tari-tarian oleh pengajar-pengajar yang termahir di Australia pada masa itu. Selain orang tuanya harus membayar biaya ekstra setiap minggu yang cukup mahal, ia juga harus mengorbankan banyak sekali waktu-waktu luangnya, di mana ia sebenarnya bisa melaluinya dengan bermain dan bersenang-senang bersama anak-anak lain yang sebaya umurnya dengan dia. Tetapi jika Dia merenungkan semuanya kembali, ia bersyukur kepada Tuhan, bahwa pengorbanan-pengorbanan yang harus ia berikan selama bertahun-tahun ternyata tidak sia-sia. Tuhan sendiri yang sudah mengatur segala-galanya sebagai persiapan pelaksanaan pelayanan yang sekarang dipercayakan oleh Tuhan kepadanya. Di umur 14 tahun Zschech menderita bulimia. Setahun kemudian, sebagai seorang remaja yang menjelang dewasa, dia menyanyikan Jingles untuk beberapa perusahaan International termasuk McDonald's, KFC dan Diet Coke. Di usia 15 tahun inilah Darlene ditangkap oleh Tuhan. Perjalanan hidupnya yang menakjubkan ini mulai terarah secara pasti, sebagai salah satu dari persiapan-persiapan pelayanannya yang bertaraf antarbangsa di ladang Tuhan, ketika Darlene bertemu dengan calon suaminya, Mark Zschech, seorang pemuda yang berasal dari keluarga missionaries di Queensland, Australia. Pertemuan mereka di sebuah Youth Conference yang diadakan pertengahan tahun 80-an merupakan awal mula berseminya benih-benih cinta yang tumbuh dengan subur di dalam hati mereka berdua. Sebagai seorang pria yang juga memiliki bakat-bakat artistik, Mark merupakan pasangan yang amat sepadan bagi Darlene. Berdua mereka saling melengkapi, dipilih dan dipersiapkan oleh Tuhan untuk menjadi pemimpin-pemimpin yang sangat berarti bagi perkembangan gereja Tuhan di akhir zaman. Menjelang akhir dasawarsa yang ke-80 mereka menikah dan diberkati di Garden City Christian Church. Semenjak saat itu Mark dan Darlene Zschech bermukim di kota Ipswich, sebuah kota kecil yang terletak kurang-lebih 60 km di sebelah barat kota Brisbane. Tetapi sekitar tahun 1990 mereka berdua memutuskan untuk pindah ke kota Sydney, ketika mereka mendapat tawaran untuk bergabung dengan tim musik sebuah gereja Pantekosta Kecil di kota metropolitan tersebut, yang baru saja dirintis oleh sepasang suami isteri yang berasal dari New Zealand. Tak pernah terduga, bahwa keputusan mereka yang "berani" pada saat itu adalah suatu langkah iman yang akan mengawali segala penggenapan rancangan-rancangan Tuhan bagi kehidupan mereka sekeluarga. Di kota itu mereka berdua menjadi terlibat di dalam tim pembinaan suatu proyek Kristen tahunan, yang ternyata dengan berlalunya waktu, sudah berubah dan berkembang menjadi suatu acara pertemuan pengikut-pengikut Kristus dari seluruh penjuru bumi yang terbesar di Australia, bahkan di dunia. Selain itu, acara konferensi yang diadakan setiap tahun di awal bulan Juli tersebut juga berhasil menjadi landasan peluncuran lagu-lagu orisinil praise and worship ciptaan Darlene Zschech dan timnya, yang sudah mempengaruhi dan mengubah jalannya sejarah musik kristiani dunia!
SHOUT TO THE LORD "Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi!" (Mazmur 100:1) Ternyata gereja lokal kecil di kota Sydney yang mempunyai visi dan misi amat besar tersebut adalah Gereja Hillsong yang terletak di sebuah "suburb" bernama Baulkham Hills. Gereja yang baru saja beberapa tahun sebelumnya dirintis oleh Ps. Brian Houston (Gembala Sidang) dan isterinya, Bobbie, mempunyai sebuah visi yang amat pasti dan terarah, yaitu: Memproklamirkan kebesaran nama Tuhan melalui lagu-lagu pujian dan penyembahan kontemporer yang akan diproduksi di dalam gereja mereka untuk memperkenalkan Kristus dan kasih karunia-Nya kepada masyarakat dunia, terutama generasi-generasi yang masih muda. Mark terjun menjadi "volunteer" di bidang produksi, video dan dokumentasi, sedangkan Darlene menggabungkan diri dengan tim musik Gereja Hillsong yang berada di bawah pimpinan Geoff Bullock, seorang pemusik yang sangat berbakat dan penggubah lagu-lagu kristiani kontemporer yang termahir di Australia pada masa itu. Awalnya Darlene hanya menjadi salah seorang penyanyi di antara banyak penyanyi-penyanyi lainnya. Kadang kala saja ia menerima kesempatan untuk memimpin satu atau dua buah lagu-lagu pujian dan penyembahan yang kebanyakan adalah hasil karya pena Geoff Bullock. Tetapi semua orang yang sudah dari semula dipilih dan ditentukan oleh Tuhan untuk menduduki jabatan-jabatan tertentu di ladang-Nya, tidak bisa dihalang-halangi oleh "musuh" kita, atau oleh orang-orang yang dipakai olehnya untuk menghancurkan rancangan-rancangan Tuhan bagi kehidupan mereka. Dalam waktu hanya beberapa tahun saja, seperti "cream" putih dingin yang segera mengambang ke atas ketika dituangkan ke dalam secangkir kopi yang panas, bakat Darlene yang istimewa, yang jelas melebihi rekan-rekannya mulai tampak menonjol sekali. Baik jemaat, maupun tim pemusik gereja itu, maupun para penggemar lagu-lagu kristiani karya mereka, semua bisa merasakan keunikan cara-caranya ketika ia memimpin pujian. Pada tahun 1994, ketika live album Hillsong Church yang ketiga diluncurkan: People Just Like Us, kedudukan Darlene, David dan Geoff sudah disejajarkan oleh para pemimpin gereja sebagai Worship Leaders tim penyembahan mereka. Lagu ciptaan Darlene, Shout to The Lord, diselipkan di antara lagu-lagu gubahan Geoff Bullock, yang biasanya selalu memonopoli daftar isi lagu-lagu yang ada di dalam album-album karya gereja tersebut sebelumnya. Itulah awal mula meledaknya pelayanan seniwati bertabiat halus, lembut dan pendiam ini, yang sekarang sudah bertaraf antarbangsa di bidang seni musik kristiani. Namanya tidak hanya dikenal di kalangan sendiri saja, tetapi juga oleh dunia musik sekuler di mana-mana. Lagu Shout to the Lord, yang diilhami oleh ayat-ayat Mazmur 100, diakui oleh masyarakat Kristen di seluruh dunia sebagai sebuah lagu praise and worship yang paling populer masa kini di antara pilihan lagu-lagu "hymne" dan lagu-lagu rohani lainnya. Jika ada lagu-lagu rohani yang awalnya sangat digemari oleh masyarakat Kristen pada umumnya, tetapi dengan berlalunya waktu juga cepat dilupakan, lagu Shout to the Lord semakin lama menjadi semakin mengesankan hati. Lagu yang mampu menjamah hidup setiap pendengarnya ini terus menyebar luas dengan bebas ke mana-mana, diterjemahkan oleh pelbagai bangsa dan dinyanyikan di dalam persekutuan-persekutuan umat kristiani serta ibadah-ibadah gereja di pelosok-pelosok dunia yang terpencil. Lagu Shout to the Lord, lagu yang melukiskan kekaguman hati umat yang mengasihi, menghormati dan memuja kedahsyatan Penciptanya secara resmi direkam oleh paling sedikit 20 artis kristiani kenamaan lainnya. Sampai sekarang Darlene sudah menciptakan banyak sekali "choruses" dari lagu-lagu praise and worship yang tak terlupakan. Lebih dari 70 lagu-lagu gubahannya sudah diterbitkan oleh Hillsong Music Australia (HMA), ditulis olehnya selama hampir 20 tahun, semenjak ia melayani di gereja besar tersebut. Lagu-lagu ciptaannya selalu mempunyai nada-nada alunan yang amat unik, manis dan "catchy" sekali, dilengkapi dengan syair-syair lagu yang erat berdasarkan pada ayat-ayat firman Tuhan. Di dalam wawancara dengan seorang pendeta gereja Baptist di Liverpool, England, mengenai lagu-lagu hasil karyanya, Darlene berkata: "Semua itu bukan hasil usahaku sendiri, melainkan sesuatu yang aku yakin adalah penggenapan rancangan-rancangan Tuhan bagi hidupku. Apabila aku tidak mempunyai hubungan yang erat dengan Dia, maka aku tidak mempunyai sesuatu apa pun yang bisa kuberikan kepada tubuh Kristus. Karena yang akan kuciptakan hanya lagu-lagu biasa yang tidak berarti." Sekali pun Darlene tidak pernah menyinggung tentang keberhasilan Gereja Hillsong di Australia atau di dunia, bahkan tentang berkat-berkat finansial yang sudah Tuhan berikan kepada mereka. Ia juga tidak pernah menceriterakan tentang pengorbanan-pengorbanan yang harus ia berikan pada awal pelayanannya di gereja tersebut, baik waktu maupun uang, demi tercapainya kesuksesan yang sekarang sudah dikaruniakan oleh Tuhan kepada Hillsong Church. Ia tidak pernah menonjol-nonjolkan keterlibatannya di sana. Syair lagu ciptaannya yang berbunyi: "Segala mahkota, kemuliaan dan penghargaan yang telah kuterima, aku kembalikan kepada-Mu, Tuhan. Karena hanya Engkau saja yang patut menerima semuanya", dari lagu You are Worthy, benar-benar tampak transparan sekali di sana. Ia tidak hanya menulis di dalam syair lagu penyembahan tersebut kalimat-kalimat yang berasal dari Kitab Wahyu 4 ayat 10-11, tetapi jelas sekali ia juga mempraktekkannya tanpa dibuat-buat. Salah satu album Hillsong, Kiss of Heaven merupakan karya yang "sangat Darlene". Album ini adalah hasil impiannya sejak lama. Darlene melukiskan Kiss of Heaven sebagai keadaan ketika Tuhan menyentuh bumi, selayaknya ketika Tuhan mencium dahi Darlene. Liriknya mengungkapkan bahwa Tuhan mencari seseorang untuk menerima kasih-Nya. Dia menunggu dan berharap untuk melihat tangan kita terangkat untuk meraih berkat-Nya. Karena Tuhan ingin menolong kita meraih mimpi dan harapan. Dia akan menampakkan kasih-Nya melalui hasil kerja kita kepada dunia yang haus akan cinta.Album ini diilhami oleh pengalaman Darlene meraih mimpinya sejak ia kanak-kanak. Sedari usia yang sangat muda, Darlene telah mengarang lagu sederhana. Ia berkhayal, suatu saat dapat menyajikan karya musiknya kepada orang lain. Mimpinya belum menjadi kenyataan sampai Darlene menyerahkan hidupnya ke tangan Tuhan Yesus ketika berumur 15 tahun. Sejak saat itu hidupnya diubahkan. Darlene mendapat banyak "pelajaran" dari-Nya. Pelajaran itu memberikan inspirasi bagi Darlene untuk menulis lagu. Tuhan telah membuat mimpinya menjadi kenyataan.Selain menjadi worship leader, Darlene berkeliling dunia sebagai pembicara seminar worship. Lebih dari itu, komitmen Darlene untuk memperlengkapi orang-orang yang terluka mengangkatnya sebagai duta Compassion International, dengan melakukan kunjungan (mission trip) untuk mensupport anak-anak kurang mampu di seluruh dunia. Di Australia, Darlene memimpin Mercy Ministries, pelayanan yang bertujuan menolong perempuan bermasalah, misalnya kehamilan tak diharapkan dan penganiayaan. Inilah perwujudan nyata dari Kiss of Heaven.Wanita yang luar biasa. Pahitnya kehidupan tidak bisa menghancurkan rencana Tuhan dalam hidupnya, tetapi hal itu dijadikannya sebuah batu loncatan karena mau memilih untuk mengampuni dan melepaskan masa lalu. Jika kita ingin hidup kita dipakai dengan luar biasa, tidak ada salahnya belajar dari Darlene. Darlene benar-benar "darling" para penggemar musik praise and worship di seluruh dunia! (Sumber : Internet)

Live Chat

Hi,
I'm Ms. Edith. Can i help you?

Start Messenger