Anak yang Rajin Ibadah Lebih Bahagia?

Anak yang Rajin Ibadah Lebih Bahagia?

Tanggal : 04-Agustus-2015, oleh: Ms , category : Parenting
Livie.jpg

KOMPAS.com - Menurut Anda, apa sebenarnya tolak ukur kebahagiaan seorang anak? Apakah ia bahagia lantaran memiliki banyak mainan, memiliki banyak teman, atau sering menyantap makanan kesukaannya seperti permen dan es krim? Ternyata, anak yang lebih bahagia adalah anak yang memegang teguh keyakinannya. 

Setelah melakukan penelitian selama lebih dari 20 tahun, para peneliti dari Columbia University, Amerika Serikat menyatakan bahwa anak-anak yang memiliki pengalaman spiritual yang kuat mengalami berbagai manfaat dalam kesehatannya. Menurut para ahli, anak-anak ini pun lebih bahagia secara mental.  Ada damai sejahtera yng dialami oleh si anak ketika ia merasa yakin ada Tuhan yang menjaganya, mencintainya, melindunginya, dan memahaminya secara utuh. Orangtua tua tidak bisa mengawal atau melindungi selama 24 jam penuh, tapi ketika si anak menyadari bahwa ada penyertaan Tuhan dalam hidupnya, maka rasa damai sejahtera itu mengalir dalam hatinya, dan ia merasa berbahagia.  Adalah kodrat manusia mencari kebahagiaan sejati yang hanya terpuaskan dengan hubungan yang erat dengan Sang Pencipta.

Para peneliti menyebutkan, bahwa anak-anak yang memegang teguh sebuah kepercayaan tertentu memperoleh manfaat, tidak hanya fisik namun juga mental. Mereka lebih optimis dan memiliki ketekunan. Mereka pun terhindar dari depresi dan penyakit, bahkan memperoleh nilai baik di sekolah. Di samping itu, anak-anak ini pun memiliki kecenderungan 80 persen tidak melakukan seks bebas dan 40 persen tidak menggunakan narkoba. Mereka yang mempunyai disiplin rohani yang kuat akan memiliki gambar diri yang sehat, sehingga perilaku dan karakter yang berkembang pun positif.

Menurut studi ini, spiritualitas didefinisikan sebagai hubungan personal dengan alam, kehadiran universal, atau kekuatan yang lebih tinggi, dalam hal ini hubungannya dengan Tuhan. Nah, apa yang harus dilakukan oleh orang tua untuk mendorong spiritualitas buah hatinya? Para peneliti menyarankan untuk mendorong anak melakukan aktivitas seperti mengajak beribadah, berdoa, melakukan perjalanan ke alam bebas, dan berinteraksi sosial yang sehat.

Tidak hanya itu, dalam studi tersebut para peneliti juga menyarankan orang tua untuk meyakinkan anak agar tidak pernah takut untuk berbincang soal spiritualitas. "Meskipun akan menimbulkan rasa tidak nyaman, orang tua jangan menghindarkan diri dari pertanyaan yang diajukan oleh anak," ujar Lisa Miller PhD, ketua tim peneliti. 

Miller juga menyatakan bahwa spirualitas yang sehat lebih penting ketimbang kemampuan atau prestasi. Untuk itu, ia mendorong para orang tua untuk membantu anak secara aktif menumbuhkan unsur-unsur spiritualitas di dalam diri anak. Sehingga, sesulit apapun pertanyaan yang diajukan anak, membicarakannya dengan anak akan sangat membantu mental dan fisik mereka.

Sumber : goodhousekeeping



Live Chat

Hi,
I'm Ms. Edith. Can i help you?

Start Messenger